Tamiang Layang (ANTARA) – Kapolres Barito Timur, Kalimantan Tengah AKBP Viddy Dasmasela, menyerahkan bantuan sepeda motor roda tiga kepada Timotius Lelury (40), seorang penyandang disabilitas dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kerajinan tangan dari Desa Hayaping, Kecamatan Awang.
“Bantuan motor ini diberikan untuk mendukung operasional usaha saudara Timo yang bergerak di bidang kerajinan tangan,” ujar AKBP Viddy Dasmasela di Tamiang Layang, Rabu.
Menurut Kapolres, motor roda tiga ini diharapkan dapat membantu kelancaran aktivitas usaha Timo dan menunjang produktivitasnya sebagai pelaku UMKM, khususnya bagi warga disabilitas yang terus berkarya di tengah keterbatasan fisik.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit serta Kapolda Kalteng Irjen Pol Djoko Poerwanto, bahwa bantuan ini diberikan sebagai dukungan terhadap UMKM di bidang kerajinan berbahan kayu, terlebih lagi pelaku usaha yang memiliki keterbatasan fisik.
Kapolres Bartim berharap bantuan ini dapat membantu mengatasi kendala operasional yang dihadapi Timo, sehingga ia dapat terus berproduksi dan bahkan memperluas usahanya.
“Kami berharap dengan adanya dukungan ini, pelaku usaha seperti Timo bisa semakin termotivasi dan mengembangkan usahanya untuk menciptakan produk-produk berkualitas,” tutup Viddy.
Dalam kesempatan tersebut, Timotius yang hadir didampingi istri dan anaknya, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas bantuan yang sebelumnya tidak pernah diduganya.
“Bantuan ini sangat bermanfaat sebagai sarana operasional untuk menjalankan usaha saya,” kata Timo dengan penuh haru.
Timo menambahkan, motor ini akan dipergunakan sebagai transportasi atau operasional dalam memudahkan pengangkutan bahan baku dan distribusi produk kerajinannya.
Timo telah menjalankan usaha kerajinan kayu selama bertahun-tahun dan mampu menghasilkan berbagai produk, mulai dari jam dinding, hiasan dinding, hingga souvenir.
Karya-karyanya telah menarik perhatian beberapa perusahaan yang membina UMKM lokal. Hasil karyanya dikenal berkualitas dan memiliki nilai seni tinggi, sehingga diminati berbagai kalangan.
Palangka Raya (ANTARA) – Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelontorkan anggaran senilai Rp26,8 miliar untuk program penanganan stunting pada 2024.
“Anggaran sebesar itu akan difokuskan untuk penanganan stunting di 17 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan di Kota Palangka Raya,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kota Palangka Raya, Luis Eveli di Palangka Saya, Selasa.
Dia menambahkan, hal itu karena pemerintah dan semua pihak melihat bahwa stunting ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan perhatian serius dan serius.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat dikonfirmasi terkait Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Palangka Raya.
Luis mengatakan, sinergi antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan program pencegahan dan penanganan stunting berjalan efektif.
Pemkot Palangka Raya juga telah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 12,39 persen, pada tahun 2024. Untuk itu, guna mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program-program yang telah berjalan.
“Setiap anak di Palangka Raya berhak tumbuh dan berkembang dengan sehat. Mari kita rumuskan strategi baru untuk memperkuat kerja sama lintas sektor dan mencapai tujuan bersama,” katanya.
Dia mengatakan, penurunan angka stunting juga merupakan salah satu prioritas utama Pemkot Palangka Raya. Pihaknya pun berkomitmen untuk memastikan setiap anak di Palangka Raya tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang cerah.
Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan balita melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Selain itu, Pemkot setempat juga melibatkan para pejabat lingkup Pemkot Palangka Raya, tokoh masyarakat, dan elemen masyarakat untuk menjadi pendamping bagi keluarga yang memiliki anak balita berisiko stunting. “Tujuan utamanya adalah memberikan bantuan, baik berupa materi maupun pendampingan langsung, agar keluarga kurang mampu dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka dan keluar dari status stunting,” ucap Luis.
Di sisi lain, masyarakat juga diharapkan berperan aktif dalam program ini. Diharapkan orang tua dapat lebih memahami pentingnya gizi seimbang dan perawatan kesehatan bagi anak-anak mereka. “Peran orang tua sangat krusial dalam mencegah stunting, dan kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi,” katanya.